Trend ABG 2016 |
Tren ABG 2016, terjadi di Kota
Bandarlampung kini mulai dikenal dengan perempuan ABG istilah untuk anak baru
gede lagi ngetren menjalin hubungan khusus dengan om-om.
Berdasarkan penelusuran Radar Lampung
(Jawa Pos Group), berbagai alasan yang melatarbelakangi hubungan yang terbilang
aneh tersebut.
Diantara sekian banyak hal pertama
yang melatar belakanginya yaitu rasa nyaman yang diperoleh ABG ketika berada di
samping pria matang.
Namun, belakangan ini terungkap fakta
baru bahwa hubungan Abg yang terjalin dengan Om-om tersebut dikarenakan si ABG
cantik ingin menggantungkan kebutuhan hidupnya yang glamor sama si Om.
Hal ini patut dikatakan miris, setelah
mengetahui fakta yang melatarbelakanginya. Akan tetapi, pada kenyataannya Si Om
tersebut bahkan sering kali memanjakan si ABG bahkan melebihi perhatiannya
kepada istri yang telah lama menemaninya sepanjang karir.
Hal ini diakui oleh salah seorang Abg
yang berinisial R baru berusia 17 tahun, dia merupakan siswi di salah satu SMA
di Kota Bandarlampung, Bahkan ia mengakuinya dengan sengaja mendekati Om-om
dengan niat untuk memenuhi kebutuhannya.
Jikalau hanya sekedar kencan, biasanya
R hanya sekedar menemani si Om berkeliling mal saja. Pada saat itulah R meminta
ini-itu kepada si Om.
Bukan hanya itu saja, biasanya R
sering diajak mendampingi si Om melepas penat di sebuah ruangan tempat karaoke.
’’Karena saya juga suka nyanyi, ya
oke-oke saja. Toh saya sudah dibelikan beberapa kebutuhan yang mendukung gaya
penampilan saya,” ungkap remaja bertubuh molek tersebut.
Namun menurut pengakuannya ada
beberapa Om-om, ternyata tidak hanya sekedar mengajak berkaraoke saja. Akan
tetapi ada yang membawa ABG tersebut ke room hotel walaupun tidak melulu
berhubungan layaknya suami istri.
Si Om kadang-kadang hanya sekedar
ditemani untuk ngobrol. Di sanalah si gadis ABG harus sanggup menjadi pendengar
yang baik.
’’Seharusnya begini, seharusnya
begitu. Saya iya-iya saja karena harus jadi teman cerita yang baik,” tuturnya
lebih lanjut.
Jika si Om terlihat layaknya pria
konglomerat, si gadis belia pun mencoba memancing. Mulailah si gadis naik ke
tempat tidur beralasan merasa lelah.
Tergoda? Ya, Om mana sih yang tak
tergoda dan mengajak untuk melakukan sigadis kebulan.
’’Ups, nanti dulu om, berani berapa
dulu?” demikian ungkapan R kala menggambarkan suasana ketika dia menggoda
Om-om.
Bayaran yang ditawarkannya pun
terbilang tidak sedikit. ’’Kalau cuma 500 ribu, itu mah pasaran lokalisasi.
Kalau kami ini kan masih sip. Minimal kami minta duaribu (Rp 2 juta.). Baru
kami mau,” ungkapnya tanpa panjang lebar.
Karena terlanjur terpancing rayuan
sigadis, si Om pun dibikin luluh dan mengiyakan tawarannya tersebut. Mulailah
mereka melibatkan diri dalam “hubungan terlarang itu”.
Pada beberapa kasus, ternyata hubungan
siom dan sigadis tidak begitu saja putus di hari itu. Jika si Om mulai
merasakan kenyamanan bersamanya, lantas dia akan ’memelihara’ si gadia belia
tersebut.
Bahkan semua kebutuhan sigadis
tersebut akan dituruti. Tanpa perlu meminta, pria matang akan langsung mengerti
kebutuhan sang gadis. Dengan persyaratan, gi gadis belia bisa menyanggupi
panggilan Om setiap saat kapan saja om membutuhkannya.
’’Seperti seorang Bapak yang baik
sangat mengerti kebutuhan anaknya gitu deh. Walaupun saya tidak minta apa-apa
dan tidak menuntut banyak, kadang tahu-tahu dikasih sesuatu gitu aja. Tapi
sesekali saya tetap mengingatkan dia untuk juga memperhatikan keluarga kok,”
tukasnya.
Sumber: sumut.pojoksatu.id