setelah ketahuan minta faislitas, hina KBRI dengan duit Rp 2 juta |
Wakil Ketua DPR Fadli Zon mohon maaf
ihwal permintaan fasilitas penjemputan untuk putrinya, Shafa Sabila Fadli, yang
tengah berkunjung ke New York, Amerika Serikat.
Fadli pun mengirim uang sebesar Rp2
juta, sebagai penggantian atas fasilitas penjemputan yang diberikan Konsulat
Jenderal Republik Indonesia (KJRI) New York.
"Saya perkirakan bensin yang
terpakai sekitar kurang dari USD100 atau Rp1,3 juta. Saya kirim Rp 2 juta
sekaligus tip untuk sopir," tulis Fadli, dalam surat yang ditujukannya
kepada Menteri Luar Negeri, Retno Marsuadi.
Tak hanya itu, Fadli juga memberikan
keterangan pers yang memuat enam poin pernyataan. Antara lain, politikus Partai
Gerindra itu mempertanyakan perihal bocornya surat permintaan fasilitas itu.
Bocornya surat tersebut, kata Fadli,
telah membuat anaknya terganggu dalam kursus teater di Stagedoor Manor. Karena
surat tersebut memuat nomor telepon putrinya, yang lantas kebanjiran pesan pendek
ihwal perkara ini.
Fadli juga balik menekan, dengan
mendesak KBRI membuka data orang-orang yang mendapat bantuan fasilitas dari
mereka. "Saya ingin memastikan bahwa penyebarluasan berita ini bukan dalam
rangka diskriminasi karena saya termasuk politisi yang berada di luar
pemerintahan," kata Fadli.
Seluruh informasi itu termuat pula
lewat kicauan akun Twitter @fadlizon, Selasa (28/6/2016).
Meski sudah menyampaikan permohonan
maaf, Fadli masih diterpa sentimen negatif --yang sudah muncul sejak bocornya
surat permintaan fasilitas itu.
Publik media sosial belum mereda,
kritik dan kecaman masih mengalir. Umumnya netizen menganggap pernyataan Fadli
tak ubahnya alasan yang dicari-cari.
Sindiran turut termuat dalam
gambar-gambar lucu. Akun @digembok, misalnya, memelesetkan kepanjangan Partai
Gerindra menjadi "Gerakan Minta Fasilitas Negara." Ia merujuk pada
kasus yang menimpa Fadli dan politisi Gerindra lainnya Rachel Maryam.
Di Facebook, status yang ditulis akun
Made Supriatma menuai lebih dari 2.000 tanda suka, dan dibagikan kembali
(shared) hingga ribuan kali.
Antara lain, Made menyebut Fadli
sedang melakukan "pertunjukan kekuasaan" dengan meminta KBRI dan KJRI
melayani dia dan kerabatnya. Lebih lanjut, Made juga menganggap surat maaf dari
Fadli terkesan arogan, dan merendahkan staf lokal KJRI New York.
"Saya mengenal beberapa staf
lokal KJRI. Mereka adalah orang-orang yang sangat baik. Loyal dan penuh
dedikasi kepada bangsanya. Sekalipun mereka hanya dipekerjakan sebagai staf
lokal. Bisa terbayang bagaimana perasaan mereka. Tidak lebih dari sekedar supir
-- dengan tip! -- untuk melayani putri pejabat yang sebenarnya bisa dengan
mudah mencari taksi atau mengatur penjemputan dari pihak penyelenggara
kamp," demikian petikan status Made Supriatma.
Berikut beberapa respons netizen atas
permohonan maaf dan pembelaan Fadli Zon.
Adapun surat permintaan fasilitas
untuk putri Fadli, Shafa Sabila bocor ke publik pada Senin (27/6). Surat berkop
Sekretariat Jenderal DPR tersebut dikirim pada 10 Juni. Isinya meminta
"penjemputan dan pendampingan" untuk Shafa, yang akan berada di New
York selama sebulan (12 Juni - 12 Juli).
Di sisi lain, pihak KJRI New York
mengaku telah menjemput putri Fadli. Namun karena keterbatasan anggaran mereka
hanya bisa memenuhi permintaan penjemputan.
"Karena keterbatasan anggaran
KJRI New York tidak dapat memfasilitasi pendampingan karena jaraknya yang
sekitar 200 kilometer dari kota New York," kata Koordinator Fungsi
Konsuler Sosial Budaya dan Protokol di KJRI New York, Benny YP Siahaan, dikutip
Merdeka.com.
Catatan lain, Fadli sempat mengaku
bahwa anaknya tiba di New York pada pukul 2.00 (dini hari). Hal itu menjadi
dalihnya, agar penjemputan putrinya yang berusia 18 tahun itu dianggap normal.
Namun keterangan Fadli bertolak
belakang dengan Benny. "Yang bersangkutan (putri Fadli), mendarat di New
York menggunakan penerbangan Emirates nomor penerbangan EK 201 pukul 14.15
siang (waktu New York) di Bandara JFK New York," kata Benny, dilansir
detikcom.( beritagar.id)